Macam krida

Krida

Apa ne ya the krida

                     Saka wanabakti mempunyai Krida, Krida adalah semacam tanda dan pengelompokan keterampilan dalam pramuka untuk memperdalam sebuah materi,
adapun Krida krida yang ada di saka wanabakti ada empat krida, diantara krida krida itu adalah
  1. Krida Bina Wana
  2. Krida Tata Wana
  3. krida gunawana
  4. Krida reksawana

Krida – Krida dalam Saka Wanabakti
Krida adalah : Satuan terkecil yang merupakan bagaian Saka Wanabakti sebagai wadah kegiatan ketrampilan tertentu yang merupakan bagian dari kegiatan saka.
a. Krida BinaWana
merupakan krida yang mempelajari semua yang berhubungan dengan pembinaan pelestarian hutan.
b. Krida Tata Wana
krida tatawana, Tata berarti menata atau mengatur,wana berarti hutan jadi tata wana nempunyai arti menata / mengatur kawasan hutan dan merisalah isinya.
c. Krida Guna Wana
krida Guna berarti memanfaatkan wana berarti hutan jadi Guna Wana berarti memanfaatkan hasil hutan secara produktif dan lestari.
d. Krida Reksa Wana
krida Reksa berarti melindungi wana berarti hutan jadi Reksa Wana berarti kegiatan yang berhubungan dengan perlindungan hutan.

 

Krida Tata Wana, terdiri atas 3 (tiga) SKK: 

1. SKK Perisalah Hutan 


PERISALAH HUTAN
SKK / TKH pokok dalam Krida Tata Wana adalah SKK / TKK Perisalahan
hutan sebab:
  • Penginderaan, Pengertian dan Pemahaman SKK / TKK perisalahan Hutan dianggap lebih mudah daripada SKK / TKK yang lain.
  • Dalam SKK / TKK Perisalah Hutan mencakup beberapa dasar dasar dan pengenalan yang mengarah pada pemahaman / pengertian SKK / TKK yang lain.
  • SKK / TKK perisalah Hutan diharapkan dapat menjangkau sampai ke tingkat Kwarcab Alat Perisalah Hutan dapat di modifikasi dari keterbatasan kondisi peralatan yang ada.
  • Perisalah hutan / inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan data hutan dan kehutanan , baik secara kualitas maupun kuantitas, diantaranya mengenai luas areal, potensi tegakan, keadaan fisik lapangan dan keadaan sosial ekonomi sekitar hutan
Maksud dan tujuan :
  • Untuk mengetahui masa atau jumlah tegakan.
  • Komposisi tegakan
  • Dan keadaan lapangan.
Dalam pelaksanaannya seorang perisalah di Bantu 5 orang tenaga kerja ( Kerjantara ) yang meliputi :
Persiapan dan Pelaksanaan :
1.            Persiapan Data.
a.            PDE. 2 Kelas Hutan awal jangka RPKH.
b.            PTT Teresan, tebangan dan tanaman pada tahun pelaksanaan    risalah dan tahun berikutnya.
c.             Berita Acara Pemeriksaan kelas hutan.
d.            Laporan difinitif.
e.            Data Agraria ( Tukar Menukar )
2.  Persiapan Prasarana Kerja ( Peralatan )
  1. Peta Kerja skala 1 : 10.000 dan fotokopynya.
  1. Fotokopy Peta Situasi skala 1 : 25.000.
  2. Kalkulator
  3. Alat Tulis Menulis ( penggaris, pulpen, pensil dll.
  4. Kertas Milimeter.
  5. Tabel Random.
  6. Busur Derajat.
  7. Kompas, statif dan jalon.
  8. Haga Hypsometer.
  9. Altimeter
  10. Meteran Pita ( MithBand )
  11. Parang.
  12. Tambang 30 m, diberi tanda pada panjang 25 m, 20 m, 17,8 m, 15 m, 11,2 m dan 7,94 m.
  13. Cat kayu. ( Warna hitam untuk KP. Jati dan warna putih untuk KP Rimba).
  14. Talysheet dan blangko Ekstrak.
  15. Tabel – tabel. ( Tabel Tegakan, WVW, Tabel 10 jenis kayu Industri, table
  16. Konversi keliling ke bidang dasar, tabel konversi jarak datar ).
  17. Alat pengaman dan obat – obatan.
  18. Pita diameter ( PhiBand )
Pelaksanaan Inventrisasi Hutan biasanya tidak dilakukan sensus (pengukuran semuanya), karena menyangkut biaya yang tinggi dan waktu yang lama
Perisalah menggunakan metode sampling ( Sistimatik Sampling / sampling secara sistematik atau teratur )
  • Pelaksanaan Inventrisasi Hutan biasanyatidak dilakukan sensus (pengukuran semuanya ), karena menyangkut biaya yang tinggi dan waktu yang lama
  • Perisalah menggunakan metode sampling ( Sistimatik Sampling / sampling secara sistematik atau teratur
N   = 1000 x L Jalur                                   Keterangan
l                                               N = Jalur coba yang akan dibuat.
n          = IS x N                                               n = Banyaknya jalur coba yg
diinginkan.
N         = ( IS x luas areal )  meter         IS = Intensitas Sampling (%).
I                                               L  = Panjang Base Line.
Y         =          I         meter                          I   = Lebar jalur coba.
IS                                              Y  = Jarak antar jalur coba.
3.    Data yang dukur atau dicatat
a. Diameter pohon.
b. Tinggi pohon.
c. Tinggi batang bekas cabang.
d. Luas Bidang Dasar.
e. Keterangan / topografi.
Salah satu data penting adalah volume pohon, biasanya yang diukur cukup
diameternya saja ( ada tabel volume ).
Bila tidak ada, untuk menghitung volume pohon memahami rumus :
V   =         p x D² x t x f
4 Keterangan :
V   = Volume ( M³ )
D   = Diameter ( m )
t     = Tinggi pohon
f     = Bilangan bentuk koefisien ( umumnya 0,7 ).
2. SKK Pengukuran dan Pemetaan Hutan 

 Ilmu Ukur Tanah adalah :
ilmu mendapatkan data dengan cara melakukan pengukuran  di lapangan dengan alat dan metoda tertentu untuk tujuan pembuatan peta .
Proses :
Mengolah data hasil ukur di lapangan menjadi besaran – besaran yang telah terkoreksi sehingga dapat digunakan untuk pemetaan dengan skala dan proyeksi tertentu.
Alat – alat dalam Pengukuran
Dalam proses pengambilan data dilapangan
memerlukan alat ukur antara lain :
  1. Theodholite ( To ) / FNR.
  2. Theodholite T1 ( Shokisha ).
  3. Rambu Ukur.
  4. Pita ukur
Untuk hasil pengukuran di lapangan tidak akan dapat di petakan kalau tidak di lakukan perhitungan, sebab hasil pengukuran dilapangan masih merupakan data ukuran sesuai dengan keadaan topografi lapangan sedangkan peta merupakan bidang datar.
Adapun pengambilan data di lapangan
meliputi :
  1. Azimuth.
  2. Jarak.
  3. Helling ( Kelerengan ).
Pengukuran Azimuth dan Helling (Kelerengan)
Pengukuran Azimuth dilakukan dengan menggukan alat ukur
sudut antara lain :
  1. Theodholite ( To )teodolit
Alat ini digunakan untuk mengukur besaran sudut Horizintal, Azimut, Jarak dan   Kelerengan.
Karena sangat praktis maka alat ini banyak digunakan dalam kegiatan penataan kawasan hutan Perum Perhutani.
  1. Theodholite T1, Sokisha.
Alat ini digunakan untuk mengukur besaran sudut horizontal, kelerengan dan jarak.
Skala penunjukan dalam pembagian sudut bisa sampai skala menit ( 1/ 3600° ), biasanya
digunakan dalam rekonstruksi batas.
Metode pengukuran jarak.
Metode pengukuran jarak dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu :
  1. Cara Langsung.
Dapat dilakukan dengan menggunakan :
a.         Kayu Ukur
Terbuat  dari kayu yang panjangnya 3 dan 5 meter dan di beri skala,untuk      mendatarkan menggunakan alat yang disebut nivo tabung
b.         Pita Ukur Kain
Terbuat dari bahan kain, pita kain ini jarang di gunakan karena
kurang kuat dan cepat rusak.
c.         Pita Ukur Fiber
Terbuat dari serat Rami dan diperkuat dengan anyaman kawat
halus dan ada pula yang terbuat dari campuran serat gelas
(fiberglass ). Tapi sangat mudah memuai dan menyusut.
d.         Pita Ukur Baja.
Terbuat dari baja anti karat, pemuaian / penyusutan pita ukur
baja tergantung perubahan temperatur dan tegangan.
  1. Cara tidak langsung
Pengukuran jarak secara tidak langsung adalah
pengukuran dengan menggunakan alat yang tedapat
pada teropong theodholite.
Di dalam teropong diafragma terdapat benang
vertikal diafragma yaitu benang atas, benang tengah
dan benang bawah.
Jarak antara titik yang diperoleh dari perhitungan
benang atas dan bawah disebut jarak optis (Standiahaires).
Satuan – satuan dalam pengukuran
Dalam pengukuran kita akan menjumpai berbagai satuan – satuan ukur
yang nantinya akan menjadi nominal dalam pembacaan alat ukur.
Pada ilmu ukur tanah ini satuan – satuan yang di pakai antara lain :
1.  Panjang / Jarak.
Sabagai dasar satuan ukuran panjang di gunakan meter
Kelipatan dan bagian dari satu meter
1000 m             =          1 Km ( Kilometer )
100 m               =          1 Hm ( Hektometer )
10 m                 =          1 dam ( Dekameter )
0,1 m                =          1 dm ( Desimeter )
0,01 m              =          1 cm ( Centimeter )
0,001 m             =          1 mm ( Milimeter )
2. Luas
Ukuran luas dalam ilmu ukur tanah adalah Ha ( Hektare )
1 HM² = 10.000 M² = 1 Ha ( Hektare )
3.  Sudut.
Satuan dalam sudut adalah :
  1. Derajat ( 0 – 360° )
Di bagi dalam 360 bagian dengan satuan derajat ( ° ), bagian lebih kecil ( 1/ 60° ) di beri nama menit ( ‘ ) dan bagian lebih kecil lagi (1/3600° ) di beri nama detik (“)
2.         Grade ( 0 – 400 grade )
Dalam skala Grade di bagi dalam 400 bagian dengan skala desimal sebagai pembagian terkecil.
Contoh :
356, 2346 grade
3. SKK Penginderaan Jauh.


Krida Reksa Wana, terdiri atas 13 (tiga belas) SKK : 

1. SKK Keragaman Hayati 
2. SKK Konservasi Kawasan 
3. SKK Perlindungan Hutan 
4. SKK Konservasi Jenis Satwa 
5. SKK Konservasi Jenis Tumbuhan 
6. SKK Pemanduan 
7. SKK Penulusuran Gua 
8. SKK Pendakian 
9. SKK Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 
10. SKK Pengamatan Satwa 
11. SKK Penangkaran Satwa 
12. SKK Pengendalian Perburuan 
13. SKK Pembudidayaan Tumbuhan.


Krida Bina Wana, mempunyai 7 (tujuh) SKK : 

1. SKK Konservasi Tanah dan Air 
2. SKK Perbenihan 
3. SKK Pembibitan 
4. Penanaman dan Pemeliharaan 
5. SKK Perlebahan 
6. SKK Budidaya Jamur 
7. SKK Persuteraan Alam.


Krida Guna Wana, mempunyai 6 (enam) SKK : 

1. SKK Pengenalan Jenis Pohon 
2. SKK Pencacahan Pohon 
3. SKK Pengukuran Kayu 
4. SKK Kerajinan Hutan Kayu 
5. SKK Pengolahan Hasil Hutan 
6. SKK Penyulingan Minyak Astiri.